March 28, 2017

Pesona Batanghari


Jika seseorang menyebut kota Jambi, mungkin kesan yang paling melekat adalah : disana ada
Jika seseorang menyebut kota JambiBatanghari ( dalam bahasa Indonesia, Batang bermakna harfiah Sungai).Teman2 disana sewaktu pertama sekali saya bekerja di BGP sering bertanya, " Rencananya mau berapa lama disini pak zam ? ". Saya bilang setahun, atau dua tahun lihat nantilah..... !!
Teman saya bilang : Percayalah pak zam, siapapun yang datang kesini dan pernah minum air Batanghari nggak akan bisa meninggalkan Jambi secepat itu. 
waktu itu saya sempat berfikir, ni orang sok tau benar , apa hubungannya antara air Batanghari sama betah kerja di jambi. Nggak nyambung bin nggak percaya.

Hari hari pertama di Jambi terus terang seperti memakai jam tangan yang kehabisan batere, waktu berjalan lamban sekali memulai rutinitas baru dengan team yang baru jadi new comer sungguh keadaan yang sulit untuk dilalui,
Saya masih ingat waktu itu bagaimana harus berangkat dari medan ke Jambi dengan hanya satu pilihan " by bus". nothing choice.

27 jam di bus bukan tantangan yang mudah apalagi kalau berangkatnya kepaksa karena belum puas menikmati liburan di Medan. Salah satunya adalah mengatur pola makan selama berada di perjalanan, sungguh sesuatu yang butuh strategi untuk bisa enjoy di perjalanan. Saya masih ingat Susu putih low fat dan Roti manis adalah makanan favorit pengganti nasi kalau lagi malas makan Nasi goreng.
Setahun itu berlangsung, sampai suatu saat teman teman dari Medan mulai bergabung disana.
Memasuki tahun kedua, ucapan teman saya tentang Magnet Batanghari terjadi, saya merasakan kenyamanan bekerja disana, Bus mulai di tinggalkan dapat jalur alternative dengan pesawat Kartika Airlines, dengan rute Medan - Batam - Jambi. walaupun harus transit 2,5 jam di batam is oke, lumayan bisa santai dan shoping di Bandara Hang Nadim sambil menikmati nikmatnya Kopi "O" dan Nasi kuning hangat di warung bu Wati , seorang pensiunan PNS yang buka usaha warung pojok di bandara. Saya masih ingat, ada logo Dharma Wanita di samping nama warung nya pas di depan ATM beberapa bank di bandara, Nggak ngerti maksud nya apa......
Saya bisa claim yang buka jalur Alternative Via Batam adalah saya, mengalahkan supervisor saya yang masih nge bus,,,,, hehehe.
Bersama fasilitas Kartika Air sungguh terasa Jambi adalah Kota yang menyenangkan untuk kerja, Bagaimana tidak perjalanan yang membuat pantat (maaf) pegel dan paha bengkak karena kelamaan duduk selama 27 jam, di pangkas menjadi 8 jam sudah termasuk transit dan travelling dengan mobil jemputan perusahaan dari Bandara ke Plant.
Sekali lagi kata-kata teman saya tentang besarnya magnet air Batanghari kembali benar.

7 bulan kemudian kondisinya balik lagi, seiring dengan tutup nya penerbagan Kartika Air, dengan alasan mau tukar pesawatnya dengan sukoi type S100. sempat juga memang membayangkai naik sukoi 100.
Ditunggu tunggu berbulan bulan sang Sukoi nggak muncul- sampai sekarang karena percobaan pertama gagal dan meledak di udara di kawasan gunung salak. Dan nama sukoi tenggelam.

Harapan untuk berlama lama di jambi mulai buyar, teringat kembali bus Lorena dan bus Rapi, yang bisa buat pegal, dan harus dikusuk setiap pulang liburan.
Saya coba Alternative Lain, ketemu jalur baru ada pesawat capung / propeller dengan penerbangan rute pendek Jambi - Pekanbaru dengan kapasitas penumpang 20 orang, ongkosnya muaahal banget hanya terbang kurang dari satu jam harus merogoh kocek 600 Ribu Rupiah, bonus yang di dapat bisa makan sepuas puasnya dan minum sepuas puasnya ( catatan : menunya Roti keju dan the botol doang ), jadi jangan membayangkan Ada es cream dan mie goreng atau nasi kuning batam dipesawat. Di pekanbaru suasa Batam kembali merebak, dengan lamanya transit karena harus menunggu pesawat Lion jam 3, sore rute PKU - MES, waktu benar2 harus bisa diakali supaya yang namanya booring/bosan tidak menghampiri. saya sering menghabiskan waktu di resto yang menyediakan pisang atau roti bakar plus fresh juice di bandara, sambil nyari2 makanan kecil seperti lepok duren dan makanan khas Riau kepulauan yang di jual disana. Jadi ingat Roka-Roka, makanan yang di sukai anak2 dan teman2 di Jambi.
Roka- Roka adalah sejenis coklat berbentuk bola kalau tidak salah ini adalah product Negara jiran Malaysia.

Perjalanan dengan Rute Jambi-Pekanbaru-Medan berlangsung mulus selama 8 bulan, Entah kenapa tiba2 pesawat yang mempunyai jalur penerbangan Jambi Pekanbaru dan Jambi Kerinci juga ditututup sama nasib nya dengan Kartika Airlines, sama sama nggak jelas.
Untungnya saya punya kenalan Mbak Ima yang di kenalkan oleh seorang teman, Rute baru Jambi-Batam -Medan segera di launcing dengan pesawat Sriwijaya Air.
Betapa masa masa itu focus kerja di Betara Gas Plant sebuah perusahaan penghasil NGL dengan system Production sharing contract Bp Migas dengan perusahaan PETRONAS dan Petrochina terasa berjalan mulus dan nyaman, samapai setahun kurag lebih. Akhirnya Sriwijaya menghentikan penerbangannya dari Batam ke Jambi dan harapan lain adalah menggunakan pesawat LION dengan jadwal berangkat Tujuan Surabaya. dan ini adalah alternative paling abadi dengan kata lain, kalau di cabut rutenya, nggak ada harapan lagi orang2 Surabaya di medan dan batam bisa berangkat di pagi hari.
Jambi,...
Sekali lagi saya ingin menulis,..
Jambi adalah kota dengan keanekaragaman suku yang di dominasi oleh suku Padang, Palembang, suku Batak, Jawa dan beberapa suku lainnya dengan skala minoritas.
Ke khasan kota ini adalah letaknya yang sedikit masuk kedalam tidak seperti ibu kota provinsi yang lain yang rata2 berada di pinggir jalan lintas utama. Letak geographis kota Jambi yang sedikit masuk ke dalam menjadikan kota khas seperti kota yang terpisah dari kebisingan lalu lintas antar provinsi.

Sudut sudut kota jambi sebagian masih sangat sederhana, (saya tidak tau sekarang) dulu masih belum ada Mall, saya senang berjalan jalan mengelilingi kota jambi sebelum ke bandara atau sebelum berangkat ke site. Aroma Mpek-Mpek Pak Raden, Mpek - Mpek Rahmat dan Ratusan tempat yang menjual Kemplang dan kerupuk Palembang, benar benar menjadikan Jambi sebuah kota yang punya ciri khas tersendiri dan terus bergerak melaju dengan bisnis ekonomi rakyat yang menjanjikan.
Duku, Durian , Mpek-Mpek dan Madu ...!!
Duku,..!! 
Sejenis buah buahan yang menyerupai Langsat adalah buah buahan khas Jambi, sebagian teman ada yang cerita kalau duku Palembang lebih enak dan manis ( itu bisa dimaklumi karena yang ngomong orang Palembang ) it's ok , kita terima karena memang duku itu termasuk buah yang langka di daerah lain.

Di jambi, jika ingat musim duku, luar biasa bisa jadi kalau lagi beruntung satu karung bisa dapat 20 ribu rupiah/ mungkin udah plus biru2 di pipi di pukuli penjual duku di pinggir jalan.... ( btw... kali ini saya bercanda ). Tapi benar duku disini murah sekali, dan sangat mudah di jumpai di mana mana.juga durian yang terkenal dengan rasa dan aromanya yang menggiurkan.
Durian,...
Namanya juga durian yang pasti durinya diluar isinya di dalam.
Jadi saya bukan mau menjelaskan bagaimana bentuknya durian, karena semua sudah tau tentang durian, mulai dari warna , rasa sampai aromanya, apalagi yang sudah kenal sama tukang durian, nama yg jual juga pasti udah hafal.
Sesuatu yang special disini adalah tentang jumlah, tentang rasa, dan nikmatnya kebersamaan makan durian.

Hampir semua yang kerja di BGP pernah merasakan makan durian bareng di pinggir jalan bersama driver kami. ( kalau yang nggak pernah, salah sendiri siapa yang larang nggak gaul).
Biasanya moment ini sering keluar ide nya dari gurauan, ada yang Ultah yang sedang dapat promosi atau ketiban kerja terlalu lama di field effectnya booring jadi ngajak makan durian. 
Di jambi, durian di jual di sepanjang jalan raya, di gubuk2 atau di bawah pohon rindang, biasanya kita parker mobil terusss makan bareng sampai ada yang bilang "Nyerah". semua. Kalau masih ada yang belum berhenti kita tungguin sampai selesai, ( sambil berharap pak sultan nggak nelpon driver hehehe... ).
biasanya habis amkan durian semua pada tidur sampai di BGP Camp, kecuali driver tentunya..... hehe.

Mpek - Mpek.
Pada saat tulis Mpek-Mpek, saya yakin teman yang dari Jambi atau Palembang atau yang pernah begawe di sana (begawe = kerja bahasa jambi nya). saya jamin 100% ngences ngebayangin makanan yang satu ini.
Cerita tentang Mpek-Mpek, saya boleh bilang semua tempat sampai laci meja, kalau rajin di buka ada Mpek2 nyasar.

Di plant tiap hari ada "party" Mpek-Mpek bias di Maintenance shop, warehouse, Control Room, Admin atau safety office.
Bagi masyarakat Jambi dan Palembang Mpek-Mpek adalah tradisi, saya pernah diskusi sama teman tentang ini, katanya dari kecil bangun pagi sarapannya Mpek-Mpek sampai sekarang, nggak pernah bosan.
Minimal minum cuko nya Pak katanya.... (ini buat saya ketawa ni teman memang pencinta berat sama Mpek2. ).

Tapi memang iya, betapa gejala makan Mpek2 juga sesuatu yang istimewa di tempat kami di Ruwais, saya nggak nyangka, istri saya yang dulu nggak suka Mpek2 dan sering di bawain dari Jambi, malah sekarang di sini bias suka dan bias buat Mpek-Mpek. Mungkin inilah yang namanya cinta dan rindu Indonesia. Bisa Jadi....
MADU ...
Sebelumnya mau dijelaskan dulu, ini madu asli, bukan istri kedua.
Betara - dan sekitarnya di dekat lokasi kami bekerja, terkenal dengan daerah penghasil Madu alam. sepanjang jalan menuju arah ke betara-kuala tungkal kita bias menikmati pemandangan yang mengagumkan. Keindahan dan hijauan hutan lebat, pohon pohon yang besar dan tinggi di hiasi dengan sarang lebah yang berjumlah terkadang sampai ratusan dalam satu pohon, Belum lagi dikawasan pedalaman dekat rumah rumah penduduk lebih banyak lagi.
Jika berkunjung ke rumah tetangga di daerah kita di suguhi kopi atau the, di sini saya sering bertamu kerumah penduduk di suguhi Madu dengan berbagai jenis, ada rasa kopi, rasa durian sampai madu pahit dari hutan dalam.
Dihari terakhir rotasi kerja, biasanya setengah hari kita keliling menemui penjual madu , yang biasanyatinggal di dekat well / sumur- sumur gas di sekitar betara. Ada yang menjual per jirigen ukuran 20 kilo atau dalam bentuk literan dalam botol aqua ukuran satu atau setengah liter. Jambi menurut saya sebuah daerah yang benar2 unik dengan kesederhanaan dan keramahan yang masih kental.
Apakah madu sampai sekarang masih banyak disana , ,,,?

Hutan ,,,!!
Ini adalah sesuatu yang paling tidak enak ditulis bila menulis tentang Jambi. Di penghujung tahun 2007, tepatnya 24 Desember 2007 saya pertama sekali datang ke Jambi waktu itu kantor pusat Petrochina masih di sekitar Pasir putih atau orang jambi sering menyebutnya kantor bulog. Jam 7 pagi saya sampai disana waktu itu saya masih bekerja di dumai.
Jam 9 pagi, kami diantar ke site untuk wawancara saya terus menerus melihat hijaunya hutan di sepanjang jalan raya dan sekitar simpang tuan sampai menuju ke tungkal. Menempuh perjalanan di tengah kawasan hijau yang masih alami seperti mengikuti tour perjalanan wisata, sedikit pusing2 memang awalnya karena daerah yang di lalui sepanjang jalan banyak tikungan tajam dan perbukitan. Saya masih ingat kehijauan dan rimbunnya dedaunan yang menutupi jalan, sampai sampai matahari saja tidak bias menembus daun daun yang menutupi jalan.
Pemandangan ini berbanding terbalik di akhir akhir kerja saya disana. hamper setiap hari ada kebakaran dan sisa2 api kecil yang menghancurkan hutan disana. khabarnya disana ada program pembukaan lahan sawit dan tumbuhan lain. Miris memang jika sempat kesana menjelang tahun 2010 - 2011 , kondisi hutan benar2 parah karena setiap hari ada sisa sisa kebakaran yang sering terjadi di malam hari.
Teringat cerita satu suku asli yang mendiami jambi di daaerah pedalaman yang sering di sebut suku anak dalam. saya sempat melihat beberapa dari mereka, tapi belum sempat berbicara. Jadi ingat mereka bagaimana nasibnya jika dari hari kehari pembakaran hutan terus menerus di lakukan bagaimana kelangsungan hidup meraka terus menerus terdesak.
Dari beberapa cerita teman sekarang ada hutan lindung disana yang memang dijaga dan dilarang untuk di exploitasi, semoga saja berita itu benar dan bertahan sampai sekarang.
Suatu saat saya ingin berkunjung kesana lagi, untuk ketemu teman2 di sana sambil menikmati duku, durian , Mpek Mpek dan Madu sambil bercerita tentang kebersamaan di BGP atau sambil menikmati kopi tanpa gula para pecandu kopi di BGP Maintenance Crew.

Pesona Batang Hari
Ditulis di Tengah Gurun Pasir yang Hijau, Al Ruwais United Arab Emirates June 2014

Zamroni